Makalah Apresiasi Sastra Anak " Kendala dan Solusi dalam Legenda"


APRESIASI SASTRA ANAK
KENDALA DAN SOLUSI DALAM LEGENDA



Di Susun Oleh :

  1. Daniel Wahyu S (161134032)




PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
TAHUN 2017
Pengertian Legenda :
Kata Legenda sendiri berasal dari Bahasa Latin “legere”. Sedangkan dalam hal arti menurut dua sumber yang berbeda adalah Menurut Wikipedia, pengertian legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Sedangkan ,menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian legenda adalah legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah.
Ciri – ciri Legenda :
1. Dianggap sebagai kejadian yang benar-benar terjadi
2. Bersifat sekuler atau keduniawian
3. Tokoh Legenda umumnya manusia
4. Sejarah kolektif yakni merupakan sejarah yang banyak mengalami distorsi karena berbeda dari cerita aslinya.
5. Bersifat Siklus, maksudnya menceritakan sebuah tokoh pada zaman tertentu.
Jenis- Jenis Legenda :
Brunvand (dalam Danandjaya,1997: 67) menggolongkan legenda menjadi empat kelompok, yaitu
1.      Legenda Keagamaan
2.      Legenda Alam Gaib
3.      Legenda Perseorangan
4.      Legenda Setempat

1.      Legenda Keagamaan
Danandjaya (1997:67) menjelaskan adapun kriteria legenda yang dapat dikatakan sebagai legenda keagamaan adalah legenda orang-orang suci, misalnya Walisongo. Memperkuat pendapat Danandjaya, bahwa legenda keagamaan umumnya terjadi pada masa lampau, terlebih kental dengan nilai religius. Terdapat panutan atau suri tauladan dalam bidang keagamaan yang dapat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat zaman dahulu yang belum mengetahui nilai agama.

2.      Legenda Alam Gaib
Menurut Danandjaya (1997:67) legenda semacam ini biasanya berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan dialami oleh seseorang. Fungsi dari legenda ini adalah meneguhkan kebenaran “takhayul” atau kepercayaan rakyat. Sependapat dengan pendapat Danandjaya, bahwa legenda ini umumnya benar-benar terjadi dan dialami oleh seseorang, meskipun banyak yang tidak mengetahui terjadinya. Fungsinya yaitu meneguhkan takhayul, sehingga banyak orang yang memercayainya.

3.      Legenda Perseorangan
Danandjaya (1997:67) mengatakan bahwa legenda ini berkaitan dengan cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu, yang dianggap oleh yang empunya cerita benar-benar terjadi. Adapun contoh dari legenda jenis ini adalah legenda tokoh Panji. Memperkuat pendapat Danandjaya, dapat dikatakan bahwa legenda ini menceritakan kisah hidup tokoh tertentu. Tokoh tersebut dianggap ada dan nyata dalam kehidupan, dan pernah terjadi.

4.      Legenda Setempat
Danandjaya (1997:68) legenda ini berkaitan dengan cerita yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat, dan bentuk topografi, yakni bentuk permukaan suatu daerah, apakah berbukit-bukit, berjuang, dan sebagainya. Sejalan dengan pendapat di atas, legenda setempat dapat dikatakan pula bahwa legenda ini menceritakan asal usul suatu tempat, baik yang menyangkut nama, bentuk suatu daerah dan lain sebagainya yang berhubungan dengan tempat tersebut.
Contoh – contoh Legenda :
  1. Sangkuriang
  2. Legenda Candi Prambanan
  3. Legenda Aryo Menak
  4. Legenda Si Lancang
  5. Terjadinya Danau Toba
  6. Legenda Si Sigarlaki dan Si Limbat
  7. Legenda Aji Saka, dll.
Unsur Unsur Instrinsik Legenda :
1.       Tema
Tema merupakan inti persoalan yang menjadi dasar dalam sebuah cerita. Oleh karenanya, agar bisa mendapatkan tema dalam sebuah cerita, pembaca tentunya harus membaca cerita tersebut hingga selesai. Tema pada cerita rakyat akan dikaitkan dengan pengalaman kehidupan. Biasanya tema cerita rakyat mengandung elemen alam, kejadian sejarah, kesaktian, dewa, misteri, hewan, dll.
2.       Latar atau setting pada cerita rakyat
Latar adalah informasi mengenai waktu, suasana, dan juga lokasi dimana cerita rakyat itu berlangsung.
Latar Lokasi atau Tempat
Latar lokasi adalah informasi pada cerita yang menjelaskan tempat cerita itu berlangsung. Sebagai Contoh latar lokasi cerita adalah di kerajaan, di desa, di hutan, di pantai, di kahyangan, dll.
Latar Waktu
Latar waktu merupakan saat terjadinya peristiwa dalam dongeng, sebagai contoh pagi hari, pada jaman dahulu kala, malam hari, tahun sekian, saat matahari terbenam dll.
Latar Suasana
Latar suasana adalah informasi yang menyebutkan suasana pada kejadian dalam dongeng berlangsung. Sebagai contoh latar suasana adalah rakyat hidup damai dan sejahtera, masyarakat hidup dalam ketakutan karena raja yang kejam, hutan menjadi ramai setelah purbasari hidup disana, dll
3.      Tokoh
Tokoh merupakan pemeran pada sebuah cerita rakyat. Tokoh pada cerita rakyat dapat berupa hewan, tumbuhan, manusia, para dewa dll.
Menurut sifatnya penokohan dibagi tiga yaitu :
Tokoh utama (umumnya protagonis) adalah tokoh yang menjadi sentral pada cerita. Tokoh ini berperan pada sebagian besar rangkaian cerita, mulai dari awal sampai akhir cerita. Pada umumnya, tokoh utama ditampilkan sebagai tokoh tokoh yang memiliki sifat baik. Tetapi tidak jarang ditemukan tokoh utama diceritakan lucu, unik atau jahat sekalipun.
Tokoh lawan (umumnya antagonis). antagonis secara pengertian merupakan tokoh yang selalu berlawanan dengan tokoh protagonis. Pada umunya, tokoh antagonis ditampilkan sebagai tokoh ”hitam”, yaitu tokoh yang bersifat jahat.
Tokoh pendamping (tritagonis). Tritagonis merupakan tokoh pendukung.
Menurut cara menampilkan wataknya penokohan dibagi dua yaitu :
Secara langsung yaitu watak tokoh bisa dikenali pembaca karena telah dijelaskan oleh pengarang
Seara tidak langsung yaitu watak tokoh bisa dikenali pembaca dengan membuat kesimpulan sendiri dari dialog, latar suasana, tingkah laku, penampilan, lingkungan hidup, dan pelaku lain
4.      Alur
Merupakan runtutan kejadian pada sebuah cerita rakyat. Biasanya cerita rakyat meliputi lima rangkaian peristiwa yaitu saat pengenalan (pembukaan) , saat pengembangan, saat pertentangan (konflik), saat peleraian (rekonsiliasi), dan tahap terakhir adalah saat penyelesaian. Secara umum alur dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
Alur maju
Alur mundur
Alur campuran
5.      Sudut pandang
Sudut pandang merupakan bagaimana cara penulis menempatkan dirinya dalam sebuah cerita, atau dengan kata lain dari sudut mana penulis memandang cerita tersebut. Sudut pandangan memiliki pernanan yang sangat penting terhadap kualitas dari sebuah cerita. Sudut pandang secara umum dibagi dua yaitu
Sudut pandang orang pertama : penulis berperan sebagai orang pertama yang bisa menjadi tokoh utama maupun tokoh tambahan pada cerita
Sudut pandang orang ketiga : Penulis berada di luar cerita serta tidak terlibat secara langsung pada cerita. Penulis menjelaskan para tokoh didalam cerita dengan menyebut nama tokoh atau kata orang ketiga yaitu “dia, mereka”.
6.      Amanat atau pesan moral
merupakan nilai-nilai yang terkandung didalam cerita dan ingin disampaikan agar pembaca mendapatkan pelajaran dari cerita tersebut.
Unsur – unsur Ekstrinsik Legenda :
Unsur ekstrinsik merupakan semua faktor luar yang mempengaruhi penciptaan sebuah tulisan ataupun karya sastra. Bisa dikatakan unsur ektrinsik adalah milik subjektif seorang penulis yang dapat berupa agama, budaya, kondisi sosial, motivasi, yang mendorong sebuah karya sastra tercipta.
Unsur-unsur ekstrinsik pada cerita rakyat biasanya meliputi:
Budaya serta nilai-nilai yang dianut.
Tingkat pendidikan dan kondisi social di masyarakat
Agama dan keyakinan
Kondisi politik, ekonomi, hukum dll.
Untuk lebih memahami unsur-unsur yang terkandung didalam cerita rakyat, kami akan memberikan satu cerita rakyat agar adik-adik dapat menemukan unsur intrinsik cerita rakyat mauapun unsur ekstrinsik cerita rakyat.

Langkah langkah mengajarkan Legenda :
1. Guru terlebih dahulu  mempersiapkan materi untuk diajarkan kepada siswa.
2. Guru harus memperhatikan SK dan KD
3. Guru memberitahu materi apa yang akan diajarakan pada hari itu.
Guru membacakan sebuah cerita legenda
4. Setelah guru selesai membacakan legenda, guru memberi tahu cara mencari dan menulis unsur-unsur intrinsik dari legenda yang telah dibacakan oleh guru.
5. Setelah siswa paham, siswa diberi tugas untuk mencari sebuah cerita legenda bertemakan bebas dan juga diminta untuk mencari unsur intrinsik dalam legenda yang sudah mereka dapatkan.
6. Lalu semua siswa mengumpulkan tugas tersebut kepada guru.
7. Dan guru memberikan penialaian











Nama : Daniel Wahyu Samodro
NIM    : 161134032
Kelas   : 3 PGSD A
Kendala Mengajarkan Legenda :
1. Partisipasi siswa rendah dalam kegiatan pembelajaran.
2. Siswa kurang tertarik dengan cara guru menyampaikan pembelajaran.
3. Siswa lebih tertarik kepada cerita dongeng dari pada legenda.
4. Siswa tidak bisa membedakan antara legenda dan cerita rakyat.
5. Alokasi waktu Pembelajaran yang kurang.
6. Pola pembelajaran dan Evaluasi yang tidak dapat menumbuhkan atau meningkatkan apresiasi seni pada anak.
7. Minimnya buku cerita Legenda yang terdistribusikan dengan baik kepada anak,sehingga anak jadi kurang wawasan mengenai Legenda.
8. Profesionalitas Guru masih sangat kurang, banyak Guru yang hanya sekedar mengajar demi mendapatkan uang tanpa melihat kondisi anak didiknya sendiri.
9. Masih banyak siswa yang membolos Sekolah.
10. Tidak / kurang adanya relasi antar Guru dan Siswa yang baik.
11. Tidak ada apresiasi lebih untuk anak yang lebih aktif dari yang lain ,sehingga membuat kurangnya semangat belajar.
12. Para Siswa tidak mengerti tentang Legenda di daerahnya (Jika ada)
Solusi Mengajarkan Legenda :
1. Melakukan observasi terhadap hasil belajar siswa.
2. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan penerapan pembelajaran yang
menggunakan metode yang paling bisa menaikan nilai dan semangat siswa.
3. Saat pembelajaran siswa juga dibuat aktif dan terlibat.
4. Memberitahukan dan menjelaskan kepada siswa bahwa legenda (cerita rakyat) juga tidak kalah menarik dibandingkan dengan dongeng.
5. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
6. Menggunakan media ketika bercerita agar memudahkan anak untuk memahami
7. Menciptakan sebuah relasi antara Guru dan Siswa yang baik.
8. Membagikan anak buku cerita tentang Legenda terjadinya sesuatu.
9. Melakukan kegiatan bercerita tentang Legenda terjadinya sesuatu dengan terjun Langsung ke tempat bersejarahnya
10. Menggunakan kata kata yang tidak rumit agar mudah dipahami anak
Daftar Referensi
Wardaya. (2009). Cakrawala Sejarah 1. Dalam Wardaya, Cakrawala Sejarah 1 (hal. 28). Jakarta: PT. WIDYA DUTA GRAFIKA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Model Pembelajaran "Tipe Group Investigation"

Makalah Evaluasi Pembelajaran Tes "Pasangan"